Desain grafis kini telah menjadi salah satu keahlian paling
dicari dalam berbagai bidang - mulai dari pemasaran digital, media sosial,
hingga pembuatan konten visual untuk brand. Namun, bagi pemula, dunia desain
grafis bisa terasa cukup membingungkan. Pertanyaannya: harus mulai dari mana?
Tool mana yang harus digunakan?
Untuk menjawab itu, mari kita bahas beberapa tools desain
grafis terbaik yang cocok untuk kamu yang baru mulai belajar - lengkap dengan
fitur, kelebihan, kekurangan, dan tips penggunaannya.
1. Canva
Cocok untuk: Pemula yang butuh desain cepat dan
praktis.
Canva adalah tool desain berbasis web yang sangat ramah
untuk pemula. Dengan antarmuka drag-and-drop, kamu bisa membuat berbagai jenis
desain - mulai dari poster, konten media sosial, hingga presentasi - tanpa
harus belajar desain dari nol.
Kelebihan:
- Ribuan
template siap pakai.
- Banyak
elemen grafis gratis.
- Bisa
digunakan di browser dan aplikasi mobile.
- Kolaborasi
tim secara online.
Kekurangan:
- Beberapa
fitur hanya tersedia di versi berbayar (Pro).
- Kurang
fleksibel untuk desain yang sangat kompleks.
Tips:
Gunakan Canva untuk membuat portofolio awalmu. Buat desain sosial media, banner
promosi, atau mockup presentasi produk.
2. Adobe Express (dulu Adobe Spark)
Cocok untuk: Pengguna yang butuh tool ringan dengan
hasil profesional.
Dari nama besar Adobe, Express hadir sebagai solusi cepat
untuk mendesain. Meskipun tidak sekompleks Photoshop atau Illustrator, Adobe
Express sangat ideal untuk pengguna baru.
Kelebihan:
- Gratis
dengan akun Adobe.
- Banyak
template berkualitas tinggi.
- Mudah
digunakan tanpa skill desain tinggi.
Kekurangan:
- Kustomisasi
tidak selengkap produk Adobe lainnya.
- Tidak
ideal untuk desain vektor yang kompleks.
Tips:
Coba Adobe Express untuk desain Instagram Story, infografis, dan poster digital
dengan cepat.
3. Figma
Cocok untuk: Pemula yang ingin masuk ke dunia UI/UX
design.
Figma awalnya terkenal sebagai tool desain antarmuka
(UI/UX), tapi kini juga populer di kalangan desainer umum karena
fleksibilitasnya dan fitur kolaborasi real-time.
Kelebihan:
- Gratis
untuk penggunaan dasar.
- Bisa
digunakan langsung di browser.
- Kolaborasi
tim sangat mudah.
- Banyak
plugin dan komunitas aktif.
Kekurangan:
- Butuh
waktu belajar untuk memahami fitur UI design.
- Tidak
cocok untuk desain cetak atau ilustrasi kompleks.
Tips:
Gunakan Figma jika kamu tertarik dengan desain aplikasi, website, atau
wireframe produk digital.
4. Photopea
Cocok untuk: Pengguna yang butuh alternatif gratis
dari Photoshop.
Photopea adalah aplikasi berbasis web yang mirip dengan
Adobe Photoshop. Ia mendukung file PSD, XCF, dan Sketch, serta bisa digunakan
langsung tanpa instalasi.
Kelebihan:
- Gratis
sepenuhnya.
- Antarmuka
mirip Photoshop.
- Bisa
digunakan di semua browser.
Kekurangan:
- Ada
iklan di versi gratis.
- Bisa
agak lambat di perangkat low-end.
Tips:
Gunakan untuk editing foto ringan, pembuatan thumbnail YouTube, atau manipulasi
gambar sederhana.
5. Krita
Cocok untuk: Pemula yang ingin belajar ilustrasi
digital.
Krita adalah tool open-source yang fokus pada digital
painting dan ilustrasi. Cocok untuk kamu yang tertarik menggambar karakter,
komik, atau seni digital lainnya.
Kelebihan:
- Gratis
dan open-source.
- Banyak
brush & tool untuk menggambar.
- Mendukung
layar sentuh dan pen tablet.
Kekurangan:
- Kurva
belajar cukup tinggi untuk pemula total.
- Tidak
cocok untuk desain grafis seperti poster atau brosur.
Tips:
Jadikan Krita sebagai tempat bereksperimen dengan sketsa digital dan teknik
pewarnaan.
🔚 Kesimpulan
Untuk pemula, kuncinya bukan hanya memilih tool terbaik,
tetapi memilih tool yang sesuai dengan tujuan dan cara belajarmu. Jika
kamu ingin hasil cepat tanpa banyak belajar teknis, Canva adalah pilihan
ideal. Tapi kalau kamu serius ingin menekuni bidang desain, Figma, Krita,
atau Photopea bisa jadi pijakan awal menuju profesionalisme.
Posting Komentar